Angka Realisasi Produksi Batu Bara Tinggi, CSR Dinilai Hanya Formalitas Belaka
- calendar_month Sel, 2 Des 2025
- visibility 425
- comment 0 komentar

DISKUSI WARKOP SEASON 1: Ketua GM FKPPI Kaltim, Bastian, Bersama Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong dan Wakil Ketua Komisi I DPRD Berau, Abdul Waris. Foto; (/red */)
BERAU. Borneoterkini.co.id – Ketua Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) Kaltim, Bastian, menilai banyak perusahaan tambang batu bara belum memahami pentingnya program tanggung jawab sosial terhadap masyarakat atau lingkungan sekitar (corporate social responsibility/CSR).
Menurutnya program CSR perusahaan harus nyata, bukan sekadar formalitas belaka, program berbasis kebutuhan lokal, melibatkan partisipasi masyarakat, memberikan manfaat ekonomi, sosial yang terukur, transparan dan akuntabel, bukan pencitraan atau memenuhi kewajiban laporan.
“Sebagian besar implementasi CSR yang minim atau tidak efektif tersalurkan kepada masyarakat lingkar tambang, dan Implementasi RIPPM/PPM di perusahaan tambang batu bara,” kata Bastian dalam pembukaan diskusi warkop season satu bertajuk “Pengembangan pemberdayaan Masyarakat melalui CSR tambang batu bara” di Kabupaten Berau, Senin, 01 Desember 2025 kemarin.
Oleh sebab itu dia mengingatkan pentingnya lembaga legislatif dan eksekutif bekerja sama memantau pelaksanaan imlepentasi SCR, dan mendorong penegakan sanksi perusahaan yang tidak menunaikan CSR. Selain, Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM/PPM) di perusahaan batu bara harus wajib sosialisasi di setiap kampung khususnya lingkar tambang batu bara.
“Ada delapan pilar yang seharusnya dilakukan perusahaan tambang batu bara salah-satunya yakni pendidikan. Namun bukan hanya difokuskan pada pendidikan semata, melainkan juga perhatian infrastruktur serta kemandirian ekonomi,” ungkapnya.
- Penulis: (/red */)
- Editor: (/redaktur/)



Saat ini belum ada komentar